Minggu, 29 November 2009

nge-JOSS euyyyy

Setelah beberapa saat aku berada telanjang bulat diantara pelukan dua kuli serabutan yang baru saja menumpahkan pejuh kedalam mulut dan kedalam lobang pantatku, perutku mulai keroncongan. Maklumlah banyak sudah energi yang keluar apalagi diluar udara dingin dengan tiupan angin mengiringi hujan petir yang belum juga berhenti dari tadi membasahi bumi Jakarta, aku bangkit menuju pojokan dapur masih didalam kamar kostku sambil mematikan komputer yang masih dalam keadaan on padahal tayangan hasil downloadku udah entah berapa lama habis tak aku perhatikan. Kedua kuli masih geletakan dilantai, badan mereka yang berotot berkilauan oleh karena keringat sementara kontol mereka yang gede item yang keluar dari sarangnya udah terkulai kesamping, celana mereka yang basah ketat ngepas robek disana sini masih terpasang nggak sempat ditanggalkan keburu nafsu ngetotin aku. Ingin rasanya aku mengambil momen tersebut dengan kamera namun sayang filmnya abis, sangat sensual dan erotik melihat kedua kuli berotot mengkilap oleh keringat telanjang dada dengan masih memakai celana robek ketat ngepas dan kontol gede terkulai.

Sebelum kedapur membuat mi instant untuk mengganjal perut aku menghidupkan TV dan memutar kaset BF, Grease Monkey Orgies, yang mengisahkan tentang sekelompok montir gay berlumuran oli melakukan pesta seks di garasi, 3 orang montir bule dan 3 orang montir negro / latino, gagah berotot dan berkontol super gede, sangat macho dan sangat merangsang nafsu seks gila gilaan. Berkali kali aku memutar kaset itu berkali kali pula aku muncrat sendirian, kini ada dua orang kuli muda dikamar kostku ingin aku melihat reaksi mereka terhadap VCD tersebut apakah sama dengan diriku yang emang dari sononya udah doyan kontol. Selagi aku sibuk membuka kemasan mi instant, seorang kuli yang tadinya mengentoti mulutku datang dengan kontol ngaceng berat memeluk tubuhku yang telanjang bulat dari belakang sambil berkata "Kulitmu putih banget den"

"Hmm..." jawabku sekenanya

"Gue pengen rasain juga memek loe dong"

"Hmm..." aku masih sibuk dengan kemasan mi instan Eh, kontolnya diselipkan disela pahaku mulai keluar masuk menggesek gesek biji pelerku, aku terangsang. Sambil masak di pojok dapur aku mulai lagi dientotnya dengan nafsu membuncah... arrghh dientot sambil masak, 3 menit mi matang "Makan dulu ye" kataku padanya

"Hnnggh..." dia setuju aja, sambil membawa 3 piring mi instant kami makan dengan lahap di depan TV yang sedang menayangkan gay orgy. Aku memandang kedua kuli tersebut makan, oh jantan sekali, sebentar saja mi instant hidanganku licin tandas dibuat mereka dan ditutup dengan tenggakan Black Label yang masih tersisa kontol mereka udah tegak ngaceng kembali dengan perkasa seperti seolah nggak terjadi apa apa beberapa menit yang lalu, padahal udah entah berapa banyak pejuh mereka yang muncrat dari kontol tersebut, nge-joss banget "Entotin kontol gue dong"

kata kuli yang terputus ngentotin aku dipojokan dapur tadi sambil selonjor telentang dilantai dengan batang kontolnya yang tegak mencuat keluar dari celana lengkap dengan kedua biji pelernya yang gede. Aku menurut aja, dengan mengangkangi kontolnya dan mengarahkannya pada lobang pantatku bless masuk aku menunggangi berhadapan muka dengan kuli tersebut sambil sesekali mengisap menjilat dan memilin milin pentil item gede di otot dadanya yang menggelembung itu, persis mengikuti skenario yang tengah berlangsung di VCD dimana montir bule telanjang bulat menunggangi kontol item super gede seorang montir negro berbaju wearpack berlumuran oli terbuka semua kancing dari atas hingga kebawah menampakkan gelembung otot dada montir negro otot perut yang mana tahaaan dan kontol super gede mencuat dibagian bawah. Aku menggoyang menggeol dan menggitekkan pantatku mempermainkan batang kontol kuli yang tertancap dalam, mengaduk lobang pantatku dengan perlahan dan menikmati setiap inci gesekan kontolnya didalam liang anusku dan terkadang menyetuh prostatku. Kontol kuli yang beranting yang tadinya mengentoti lobang pantatku kini datang tersodor didepan mata, dia berlutut mengangkangi kepala temannya sehingga biji pelernya yang tergantung gede keluar dari robekan celana diselangkangannya dijilati oleh kuli yang kontolnya sedang aku duduki sementara kepala kontolnya yang merah keunguan mengembang bagaikan ikan cupang aku selomoti pula dengan sekali kali mengkilik kilik lobang kencingnya dengan ujung lidahku dengan nakal, sampai dia menggelinjang menggeliat sambil melenguh keenakan

"Arrrgghh... enak sekaleee..." Goyangan pantatku semakin kupercepat dengan sesekali membuat gerakan mengayak tepung sambil mengempot empotkan otot cincin lobang pantatku membuat kuli yang aku tunggangi ikut juga menggelinjang menggeliat keenakan0

"Lebih enak dari memek euy..." disela sela jilatannya pada biji peler temannya dia mendesah setengah berteriak. Dia melentingkan badannya yang kekar sambil menghentak hentakkan keatas agar kontolnya semakin dalam menyodok lobang pantatku sampai badanku terlempar lempar naik turun namun kontolnya tetap tertancap didalam lobang pantatku licin oleh sisa pejuh temannya. Sementara dilayar TV permainan orgy montir juga semakin hot, dua kontol gede montir negro masuk kedalam lobang pantat montir bule dan dua kontol gede montir bule masuk kedalam mulut montir negro yang lagi asyik ngloco.

"Gue pengen juga kaya itu tuh" kuli yang sedang aku kemut kontolnya menunjuk layar kaca, dan dia melepaskan kontolnya dari kemutanku ploph! bunyi kontolnya ketika lepas dari sedotan mulutku dan untuk kemudian beralih kebelakangku berusaha merojokkan kontolnya kedalam lobang pantatku yang masih berisi kontol kuli yang aku tunggangi

"Aww... pelan mas, atiiit tapi ueenaak" jeritku manja ketika lobang pantatku terkuak lebar menerima genjotan kontolnya berbarengan dengan genjotan kontol kuli yang sedang menyodomiku itu. Dua kontol kuli muda perkasa menghajar lobang pantatku, double penetration, licin anget berdenyut denyut didalam anusku. Dengan tanpa belas kasihan sedikitpun kedua kuli itu semakin beringas mengentotiku, pentilku dipilin dengan keras dengan jari tangan kapalan, bahuku digigit kudukku dicupang abis, terkadang daun telingaku pula jadi sasaran, sementara kontolku juga ikut ngaceng kembali abis kegesek gesek antara kulit perutku dengan kulit perut kuli yang aku tunggangi, apalagi kuli yang aku tunggangi masih saja mengangkat menghentak hentakkan bokongnya membuat kontolku kejepit lepas kejepit lepas diantara kedua tubuh kami yang telah kembali bersimbah keringat sebesar jagung. Aku merasa bagaikan koboi sambil dientot pantatnya menunggangi kuda liar diarena rodeo, sementara suara riuh gemuruh penonton berasal dari suara ke 6 monkey grase yang sedang orgy berat di TV yang volume suaranya memang aku gedein, toh nggak kedengaran tetangga di kamar sebelah karena hujan masih saja turun diluar.

Gesekan kedua bagian belakang kontol di dalam lobang pantat yang sempit membuat kedua kuli itu terangsang nggak tanggung tanggung, hajaran kontol mereka lebih hebat, lebih nge-joss dari kentotan mereka sebelumnya, remasan tangan tangan mereka pada tubuhku lebih mencengkeram dan kontraksi otot otot mereka lebih kencang sampai celana mereka yang masih terpasang robek menguak dibagian paha menyembulkan otot paha mereka yang gede mengkilap oleh keringat. Bergulir dengan kedua kontol tetap dilobang pantat, kuli yang aku tunggangi kini menunggangiku dan temannya dibawah dan bergulir lagi demikian seterusnya bergulingan, tiga tubuh lelaki bersimbah keringat meregang otot bergumul dilantai yang basah licin dengan kedua kontol masih tetap tertancap perkasa berdenyut denyut dengan keras di lobang pantat. "Aaaaku mo keluaaaar, mancrruuut aarrgghh!"

"Arrggh a.. a.. aku juga mo keluaarr, aarrgghh!"

Kedua kuli itu mengerang jantan bagaikan dua ekor banteng jantan memperkosa banteng betinanya, yaitu aku. Dua kontol meregang keras berkali kali mengejang di dalam lobang pantatku menyemburkan cairan hangat memenuhi rongga ususku membuat aku juga orgasme hebat memuncratkan pejuhku membasahi dada bidang kuli yang berada dibawahku.

Hujan telah reda, seluruh tubuh kedua kuli itu sudah bersih aku jilati lelehan keringat yang membasahi muka, ketiak, dada, perut dan lelehan pejuh di jembut, batang kontol, kepala kontol dan biji peler mereka semua licin tandas aku jilat... enak euy. Dengan lunglai mereka keluar dari kamar kostku memakai baju yang mulai mengering di gantungan dan mengambil peralatan gali yang masih tergeletak diluar kemudian ngeloyor pergi, kepala kontol gede mereka keluar masuk seiring langkah kaki mengintip dari robekan celana akibat permainan liar dan buas tadi. "Sering sering kemari untuk membersihkan saluran ya"

mereka tersenyum nakal ketika masing masing menerima selembar 100 ribuan sebagai ungkapan terima kasihku, kuli serabutan nge-joss banget euy (Udahan dulu ye, gw mau masturbasi dulu aaah, ada yang mau ikutan nggak?)

Kuli gudang Dolog

Sore itu aku berada di depan gudang Dolog di bilangan Jakarta Timur, berjalan jalan menghirup udara sore hari melepas kepenatan setelah lima hari bekerja di kantor. Ada 2 buah truk penuh berisi beras import yang sedang diturunkan oleh sekelompok kuli keluar masuk dari truk kedalam gudang memanggul 2 atau 3 karung beras dipundak mereka yang kekar, kuat dan perkasa hmm... sangat menarik perhatianku melihat para kuli itu bekerja membuat aku melangkah masuk keareal gudang tersebut dengan perlahan dan mencari tempat bernaung dari teriknya matahari sore dibawah selasar gudang tersebut. Sambil menyalakan sebatang rokok aku duduk memperhatikan kelompok kuli tersebut, ada sekitar 12 orang laki laki kekar berotot menonjol kenyal, telanjang dada, kulit hitam berkilat terbakar matahari, basah kuyup mandi keringat dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, membuat celana yang mereka pakai lengket ke kulit sehingga membentuk cetakan otot paha, otot betis dan pantat mereka terlihat dengan jelas demikian pula tonjolan kontol mereka dari batang sampai kepala kontol tampak tercetak sempurna dibalik celana basah kuyup mereka masing masing, membuat kontol dan lobang pantatku mulai berdenyut denyut, horny, memandang pemandangan yang menggairahkan nafsu homoku yang mulai menggelegak, ahh... Aku tahu pasti, tak satupun dari mereka yang memakai celana dalam ! Seperti halnya pekerja kasar lainnya umumnya tak mau direpotkan dengan celana dalam maupun penampilan mereka, berpakaian seadanya, toh tak satupun dari masyarakat yang memperdulikan keberadaan mereka apalagi penampilan mereka, hanya yang diperlukan tenaga kasar mereka, lain tidak. Ada 2 orang kuli yang sangat aku perhatikan, keduanya berumur sekitar 20 an tahun, berambut tebal gondrong sebahu, memakai anting logam di telinga kiri, dada bidang dengan otot pectoralis menggelembung dihiasi puting susu item besar melenting, demikian pula bahu mereka yang kekar dengan otot deltoideus juga menggelembung, perut six pack rata bagaikan papan cucian, pinggang ramping. Yang seorang hanya memakai celana jeans belel cut off, robek disana sini, ketika setiap kedua tangannya terangkat keatas menerima karung beras dipundaknya yang kekar maka tampak olehku kepala kontolnya yang besar bagaikan muka anak anjing baru lahir menyeruak mengintip dari balik pinggir celananya. Yang seorang lagi memakai celana boxer butut, sudah tipis bahkan robek dibagian buah pantatnya, sedemikian tipisnya sehingga keringat yang membasahi celananya membuat tak ada bagian tubuhnya yang tak telihat lagi, jembutnya yang item tebal bahkan urat kontolnyapun terlihat jelas dibalik celananya yang tipis itu... shh, aku berdesis sambil mengusap tonjolan kontolku yang mulai memberontak di dalam celana minta keluar ketika melihat mereka silih berganti berseliweran didepanku, membayangkan bagaimana perkasa dan kuatnya mereka bila mengentotiku, ingin rasanya segera aku menghamburkan diriku ke selangkangan mereka mengemuti menjilat dan menelan kontol gede itu aww... mau dong. Tanpa kusadari hari telah beranjak malam, ketika trul terakhir telah meninggalkan area gudang dalam keadaan kosong dan kelompok kuli bubar, sebagian menuju kamar mandi di belakang gudang untuk membersihkan diri dan tiba tiba: "Minta rokoknya dong" ternyata kuli yang aku taksir telah berdiri tepat dibelakang punggungku bersama temannya "Boleh, asal tukeran dengan cerutu ini" jawabku sambil memberikan rokok padanya dan sebelah tanganku mengusap tonjolan kontolnya "Isep dah kalo kamu demen" katanya sambil menghidupkan rokok pemberianku dan menyorongkan kontolnya lebih dekat lagi kearah mukaku yang sedang duduk di selasar gudang itu Kontolnya mulai membesar akibat belaian jari jemariku, dan kesempatan emas tak aku sia siakan, akupun mulai membebaskan kontolnya dari kekangan celana jeans belelnya. Kepala kontolnya aku jilat dengan perhatian khusus pada lobang kencingnya, demikian pula batang kontolnya yang semakin mengeras aku jilati dengan nikmat dan sampai ke buah pelernya yang gede kaya granat tergantung aku emut "Buset gede bangeeet, ini daging atau tulang? aku terpesona melihat kontol kuli itu "Mana gedean dengan yang ini" Shrieeek temannya merobek celana boxer bututnya tepat dibagian depan sehingga kontolnya yang udah ngaceng berat karena melihat aksiku pada temannya ploph!... melompat keluar dan segera menyodorkannya kearah mulutku untuk diservis, jadilah dua buah kontol gede bergantian keluar masuk mulutku dan kadang kadang sekaligus berebutan masuk sehingga mulutku terkuak lebar untuk dapat menampung kedua kontol gede kuli tersebut. Semakin lama semakin dalam aku isep kontol tersebut sampai menyentuh pangkal tenggorokanku, dan semakin hot pula kedua kuli tersebut menyodokkan kontolnya sampai : "Sep, gue pengen entotin boolnya" kata kuli tersebut pada temannya yang memakai celana boxer ternyata bernama Asep "Iya, hajar aja Din" jawab Asep pada si Udin yang memakai jeans belel cut off yang sudah merosot sampai pertengahan pahanya Udin melepaskan kontolnya dari mulutku dan beranjak kearah pantatku, pinggangku ditarik sehingga doggy style sementara kontol Asep masih menyumbat mulutku dan shriieek celanaku dirobeknya dibagian pantat kemudian lidahnya mulai menjilati membasahi lobang pantatku dengan ludahnya. Ouch! kini jarinya yang gede berbonggol, kapalan, masuk kedalam lobang pantatku, satu jari, dua jari, dan oww tiga jari gede berbonggol kapalan keluar masuk melebarkan lobang pantatku. Aku menggeliat menggelijang akibat permainan jari udin dilobang pantatku sementara kontol Asep semakin dalam masuk melewati pangkal tenggorokanku, jembutnya yang item tebal menggelitik lobang hidungku dan aroma jantan campur keringat dan bau kencing yang berasal dari selangkangannya menambah gairahku. Tanpa menunggu lebih lama lagi kepala kontol Udin yang gede kaya helm nazi itu mulai menerobos lobang pantatku dan dilanjutkan dengan genjotannya yang semakin lama semakin buas bagaikan banteng jantan muda perkasa mengentotin betinanya diiringi dengan desahan, erangan dan lenguhan kenikmatan yang tak terperikan. Asep juga tak kalah binalnya menjambak rambutku dan mengentoti mulutku dengan kontol kudanya item gede berkilat berurat gede. Kecipak kecipok ploph suara kontol basah keluar masuk mulut dan lobang pantatku sementara kontolkupun ngaceng berat terangsang oleh entotan kedua itu, mataku terpejam nikmat merasakan kejantanan kuli tersebut yang berdenyut hidup merojok tubuhku dari depan dan belakang sampai sampai tanpa kusadari ternyata permainan kami bertiga telah ditontoni oleh kuli angkut yang lain yang telah selesai mandi. Mereka mengitari kami dengan kontol ngaceng keluar bertonjolan dari celana masing masing, ada yang ngloco sendirian ada pula yang saling melocoin temannya dan "Gue ikutan ye" kata seorang kuli yang berumur 30 an tahun dengan kontol sangat panjang, sekitar setengah panjang pahanya "Gue juga doong" kata kuli yang lain Kini kami berobah posisi, Asep berbaring dilantai gudang dengan kontol gedenya tegak ngaceng kaya tugu Monas, aku duduk menunggangi kontolnya menghadap kerah mukanya sambil mengisep puting susunya yang item gede melenting. Udin mengangkangi kepala Asep dengan kontolnya disodorkan untuk dilumat oleh mulutku sementara biji pelernya dijilat jilat Asep, wow... sebuah kontol ikut masuk bersama kontol Asep yang sudah berada lebih dahulu di dalam lobang pantatku sehingga lobang pantatku terkuak lebar, arrghh atiiit mas, tapi ueenaak... aku meracau. Kontol panjang kuli yang beusia 30 an tahun mengembat lobang pantat Udin dan terkadang keluar dan melalui selangkangan Udin ikut bareng masuk kedalam mulutku bersama kontol Udin, jadilah kontolnya keluar masuk pantat Udin, mulutku, pantat Udin, mulutku. Keringat kuli tersebut membanjiri tubuhku membuat gesekan kulit kami terasa licin menambah rangsangan tersenditi pula "Enh... entot yang kerh... yang keras, maaas" dasahku diantara sodokan kontol dimulutku " arrgh gue mo pancut nih" Asep menggeram sambil memelintir puting susuku, gesekan antara kedua kontol yang berada dilobang pantatku ditambah dengan empotan otot cincin anusku pada kontol Asep membuat dia semakin kelojotan, batang kontolnya berdenyut denyut mengejang keras menyodok dalam dan menumpahkan pejuhnya yang hangat. Akibatnya temannya yang double penetration ikut juga kelojotan mengejangkan badannya sambil menghentak hentakkan kontolnya sedalam mungkin kedalam lobang pantatku yang semakin licin karena telah dilumuri dengan pejuh Asep dan croooth croooth dia menumpahkan lahar panasnya pula didalam lobang pantatku. Akupun ikut terangsang juga ditambah lagi dengan gesekan perut Asep dengan perutku dengan kontolku diantaranya bagaikan di locoin dan hngngngh hngngh akupun memancarkan pejuhku membasahi perut dan dadaku dan Asep. Udin tak mau ketinggalan, ikut memuncratkan pejuhnya didalam pangkal tenggorokanku langsung kutelan abis dan kuli yang mengentotin Udin dan mengentotin mulutku membenamkan kontolnya sedalam mungkin kedalam lobang pantat Udin dan croot crot diapun muncrat. Sementara itu kuli lain yang menonton pergumulan kami berlima satu persatu memuncratkan maninya kearahku, membasahi rambutku, muka, mata dan meleleh dibibirku ada pula yang memuncratkannya di tubuhku, anget euy. Sejenak kami terkulai lemes, satu persatu kontol keluar dari sarangnya dari tubuhku dan "Buka mulutmu, mau aja dientotin kuli... " jari tangannya memaksa rahangku untuk terbuka dan serrr kencingnya keluar dari kontolnya yang masih setengah ngaceng masuk kedalam mulutku "Telan!" perintahnya dengan bengis, aku tak dapat berbuat apapun selain pasrah saja menelan air kencingnya, dan kuli lain ada pula yang ikutan mengencingi tubuhku yang sudah tergeletak tak berdaya dilantai gudang tersebut. "Jilat sampai bersih semua kontol, ayo cepetan" kata kuli yang lain tak kalah garangnya, sehingga aku merayap menghampiri semua kontol yang disodorkan padaku untuk dijilat sampai bersih, hmm nyam nyam aku menjilat bagaikan kucing sedang membersihkan bulunya terhadap kontol kontol tersebut, dan setelah bersih kontol mereka satu persatu meninggalkan diriku "Minta rokoknya dong" ternyata kuli yang aku taksir pertama tadi telah berdiri mengangkangi belakang punggungku bersama temannya "Boleh, asal tukeran dengan cerutu ini" jawabku tersenyum sambil memberikan rokok padanya dan sebelah tanganku mengusap lagi tonjolan kontolnya. Astaga, nggak ada capek-capeknya kuli perkasa ini

ampun bang kontolmu gedhe tenan

Seharian ketika bekerja dikantor, lobang pantat aku terasa perih karena kemarin malam telah dihajar oleh 2 kontol sekaligus, yaitu kontol Lambang dan kontol Siom. Kedua kontol tersebut gede-gede, duh... ampun rek, kontolmu gede banget. Tapi aneh, dalam keperihan tersebut muncul kerinduan yang mendalam akan hajaran kontol petani tersebut kembali untuk memenuhi liang sanggama aku, entahlah... semakin menjelang petang aku semakin gelisah ingin segera kembali bertemu dengan mereka untuk menikmati gumulan sodokan muncratan yang penuh nafsu jalang membara dari petani muda perkasa tersebut.

Matahari telah condong ke barat ketika aku menghampiri lokasi sawah itu kembali, dan lambang menyambut kedatanganku dengan ramah dan mesra sedangkan 3 orang temannya tak tampak batang kontolnya disana. Lambang segera menarik tanganku untuk masuk kedalam gubuk tempat mereka menghajar lobang pantatku tadi malam dan memeluk tubuhku dari belakang dengan erat seraya menggesek gesekkan tonjolan kontolnya yang telah membonggol menggunduk didepan celana pendeknya ke celah daging pantatku. Terasa olehku kontol lambang sedemikian meregang karena dia tidak memakai celana dalam, sementara kedua tangannya menggerayangi puting susuku dan meremas kontolku yang juga segera mekar meradang hendak keluar dari tempat kurungannya.

"Kontol mu gede juga yah" bisik lambang ditelingaku, sedemikian dekatnya sehingga bibirnya menyentuh daun telingaku ketika ia membisikkan kata tersebut membuat aku menggelinjang geli dalam dekapannya.

"Akh, hmmm... gedean kontol mu" kataku sambil masih menggeliat dalam pelukannya sementara bajuku sudah terbuka demikian pula kancing celanaku

"Gw pengen isep kontol mu yah" lambang masih berbisik sambil menyentuh belakang telingaku, kudukku, dengan bibirnya

Tanpa menunggu persetujuan dariku kini lambang telah memelorotkan celana dalamku dan beranjak kedepan kontolku yang sudah tegang abis itu,lidahnya membasahi bibirnya dan mulai menjilati kepala kontolku dengan perlahan penuh ekspresi nikmat sementara matanya menatap mataku dengan penuh harap. Aku membiarkan dia menikmati kontolku, lobang kencingku dikilik-kiliknya dengan ujung lidahnya membuat aku terngial-ngial keenakan dan masih dalam tempo yang perlahan kini kepala kontolku mulai diemutnya sementara lidahnya melingkar lingkar memutari kepala kontolku tersebut. Badanku terasa goyah menahankan kenikmatan kehangatan kulumannya sehingga aku beringsut mencapai tepi dipan dan duduk dipinggir dipan tersebut sementara tanpa sedetikpun mulut Lambang lepas dari kontolku mengikuti arah gerakanku kedipan tersebut. Belakang kepala Lambang aku usap usap sambil sesekali menarik kepalanya agar lebih dalam lagi kontolku masuk kedalam mulutnya itu dan sebelah tanganku mengusap puting susuku yang sudah melenting mengeras akibat rangsangan yang tak terperikan pada kontolku oleh emutan mulut Lambang. Semakin lama semakin dalam kontolku masuk kedalam mulut lambang hingga akhirnya sampai kepangkal batang kontolku sehingga jembutku memenuhi pinggir mulut Lambang bagaikan orang berkumis lebat setahun tidak pernah dipotong... he he he... lambang menelan kontolku sedemikian rupa hingga ke pangkal kerongkongannya keluar masuk dan semakin lama semakin cepat, tangannya mengeluarkan kontolnya yang item gede berurat kehijauan menghiasi batang kontolnya itu. Dia mengocok kontolnya seirama dengan isepan mulutnya pada kontolku... semakin lama semakin cepat, semakin lama semakin dalam, hingga badanku melenting menggeliat menahankan kenikmatan gesekan lidah dan dinding rongga mulut lambang pada kulit kontolku yang telah mengkilap mengembang tegang itu arrgghh...

"Bang... ahh, sshhh, a.. aku mo... kluarr arrggh" aku merintih

"Yummm... keluarkan aja..." lambang mempersilahkan kontolku muncrat di dalam mulutnya

dan akupun muncrat berkali kali dalam mulut Lambang berkali kali hingga sebagian pejuhku mengalir keluar dari mulutnya membasahi dagunya. Raut wajah Lambang terlihat sedemikian puas ketika mereguk spermaku yang memenuhi mulutnya bahkan lelehan pejuh yang masih menempel dikontolku dijilatinnya hingga bersih. Tubuhku masih terkulai terbaring dipinggir dipan, Lambang berdiri setelah tuntas menjilati kontolku dan dia mengangkat kedua kakiku hingga terkuak lebar dan... tanpa ba bi bu kontolnya yang item gede berurat itu langsung dihunjamkannya kedalam lobang pantatku... arrgghhh, sakit Bang ! tapi bagaikan kesetanan dia mulai mengeluarkan seluruh kontolnya dan kembali mencoblos masuk hingga kandas, keluar lagi dan coblos lagi, demikian berulang kali kontol Lambang keluar masuk lobang pantatku hingga aku berteriak teriak kesakitan namun juga keenakan akan hunjaman batang kejantanan Lambang

"Aduh Bang... sa..sakit, aww... duh, entotin gw bang... entotin gw sampai puas bang... arrgghh, gede banget kontolmu Bang... sshhh, aww, ampun Bang, kontolmu gede banget !" aku setengah meracau keenakan dientot dengan buas dan ganas oleh Bang. Pantatku hingga terlonjak lonjak mengambang diatas dipan ketika lamBang menghunjamkan kontolnya kedalam liang anus gw, kepalaku menggeleng kekiri kekanan mengikuti irama sodokan kontolnya dan sesekali tanganku meraba batang kontol lambang yang tertancap diliang anusku itu, wuih... keras banget bagaikan besi baja hangat. lambang semakin bringas, badanku dibalikkannya hingga miring kesatu sisi dan kembali kontolnya menghajar lobang pantatku berulang kali hingga berbunyi kecipak kecipok ploph karena lobang pantatku sudah basah oleh pre cumnya. Ketika aku dientotnya dengan doggy style tangannya yang kekar mencengkeram bahuku dengan kuat membuat aku semakin menggeliat antara kesakitan dengan keenakan dan ternyata geliatku itu semakin menambah buasnya Lambang mengentotin aku

"Heh Homo! Enak gak dientot ama kontol ku" geram Lambang diantara dengusan nafasnya yang semakin memburu diselingi dengan geramannya bagaikan harimau jantan tengah mengentotin betinanya

"Ho oh... bang, enak Bang.... terus Bang, entotin aku Bang... kontol elo gede banget arrgghh... sshh ahhh..." aku merintih

Entah berapa kali Lambang berganti posisi dan entah sudah berapa lama pula dia menghajar lobang pantatku ketika akhirnya dia mencabut batang kontolnya dari lobang pantatku dan menjambak rambutku hingga kepalaku tengadah dan lambang mengocok kontol gedenya yang sudah berkilat basah itu didepan mukaku dan.... crrootthh crrootthh... semburan liar pejuh hangat kontol Lambang membasahi wajahku, berkali kali dia mengejangkan seluruh tubuhnya seirama dengan muncratan pejuhnya itu bahkan pada semprotan terakhir mulutku dibukanya dengan tangannya yang kekar dan ccrrootthh... pejuh hangat muncrat dari lobang kepala kontolnya yang gede langsung masuk kedalam mulutku yang tengah terbuka itu.... hmm, yummy ! cairan kental anget gurih nan ledzat membasahi rongga mulutku.

"Jilat ! bersihin kontol gw" perintah Lambang kepadaku ketika dia berbaring telentang di dipan dengan badan licin basah kuyup oleh keringat dan nafas masih memburu terengah. Dengan senang hati kontolnya yang masih ngaceng tegak berdiri belepotan pejuhnya itu aku jilat, sementara terdengar suara ketiga teman Lambang mendekati gubuk tempat aku melampiaskan nafsu jahanam ini dan salah seorang dari mereka telah masuk kedalam Gubuk menyaksikan aku telanjang bulat belepotan sperma tengah menjilati kontol Lambang

"Buset ! udah ngentot neh Bang ?" tanyanya sambil mengelus lobang pantatku yang masih terbuka berlumuran pejuh sambil sesekali memasukkan dua jarinya yang gede keras kapalan itu kedalam lobang pantatku yang licin

"Ho oh Jon, enak banget lobang pantatnya, lebih enak dari memek pacar gw tuh" kata lambang

Rabu, 25 November 2009

aura kelekakian yang meruntuhkan imanku

Untuk kedua-kalinya aku kencan dengan Si Tommy ganteng yang mengaku dirinya entah model, entah peragawan, entah apa. Kali yang kedua ini dia juga membawa aku ke Hotel "B". Hotel bintang lima yang merupakan hotel favorit orang-orang Amerika yang berduit.

Pada kencan yang pertama dia yang mengajak duluan dan ternyata kemudian aku dijebak. Aku diajak Tommy melakukan hubungan homosex,lalu kegiatan sexual kami secara diam-diam direkam dengan movie camera tersembunyi.Aku tahu perbuatan ini setelah aku ditawari untuk melayani hubungan homosexual salah seorang anggota dari suatu grup musik asing yang sedang mengadakan pertunjukan di Jakarta.

Rudy yang bertindak sebagai penghubung antara aku dengan germo-kucing(germo yang melayani laki-laki homo) mengatakan bahwa aku termasuk yang dipilih pemain musik asing itu setelah dia melihat hasil rekaman movie camera itu.

Anehnya, diperlakukan begitu aku tidak marah dan tidak dendam pada Tommy. Bahkan aku berpura-pura tidak tahu. Kebetulan setelah kencan pertama, aku kehilangan kartu nama Tommy. Sehingga aku tidak bisa mengontaknya. Tapi ketika aku secara tak sengaja menemukan kartu namanya, aku malah rindu pada Tommy dan menelepon Tommy untuk kencan lagi.

Aku sadar betul bahwa sikap pemaafku itu semata-mata karena silau dan terpukau oleh kegantengan dan kesimpatikan Tommy. Aura!, aura kelelakian Tommy yang meredakan kemarahan,meruntuhkan imanku dan menyingkirkan akal sehat dari otakku.

Pada kencan kedua, aku yang jadi pemimpin acara persetubuhan homosexual itu. Tommy melepaskan pakaiannya sambil membalikkan tubuhnya ke arah jendela. Waktu dia sudah telanjang bulat,aku bisa melihat tubuh bagian belakangnya yang berkulit mulus kekuningan. Punggungnya tampak bidang, atletis berotot, demikian pula pinggang, panggul, kedua bokongnya yang terbagi dua oleh belahan atau lipatan lobang pantat itu. Darah dan nafsu berahiku menggelegak dan dorongan nafsu sado-masochistku memuncak.

Tanpa minta izin apalagi berunding lagi, aku melepaskan ikat pinggang kulit dari celanaku dan menghajarkan ikatpinggangku dengan ayunan seluruh kekuatan ototku ke kulit punggungnya, yang segera menghasilkan lecutan keras dengan bunyi JEPRETT!.

Dia kaget, menggeliat dan terdongak kesakitan dan menjerit "AAAGH", tapi tidak protes!. Bahkan dia menghadap ketembok dan kedua tangan dan lengannya bertumpu ke dinding seperti seorang budak belian yang siap untuk dihajar pemiliknya dengan cambuk.

Aku lupa diri, nafsu sadisku merambat ke kepala. Aku terangsang, melecut, melecut dan melecut lagi. JEPPRETT..JEPPRETT..JEPPRETT.. suara hajaran ikat pinggang yang kulecutkan dengan kerrass ke kulit mulus Tommy yang kuning dan kelelakian itu!

Untunglah pada lecutan ke lima aku sadar lagi dan menghentikan hajaranku. Tommy tidak pingsan dan tidak lemas, dia tetap gagah perkasa. Lima garis merah yang ditingkah oleh jejas kemerahan, lebam kebiruan dan lecet berdarah menghiasi punggung kekarnya. Aku terangsang, ngaceng sampai keluar mazi (pre-cum)! Aku menarik Tommy dan mendorong tubuh telanjangnya telungkup di atas twin-bed.

Karena sedang amat terangsang, aku kalang-kabut melepaskan penutup badanku dan melemparkannya berserakan di lantai sampai tubuhku telanjang bulat. Lalu tubuh Tommy yang sudah menelungkup bertelanjang bulat di atas tempat tidur itu aku naiki, aku tunggangi.Mulutku tidak sabar mencecap rasa hasil lecutanku di punggungnya.Memar, lebam, lecet dan darah yang merembes dari kulitnya aku jilati sepuas-puasnya. Tanpa perduli apakah Tommy menderita AIDS atau tidak.

Sambil menjilati darahnya, kedua paha Tommy aku kangkangkan dengan kasar secara paksa dengan paha dan lututku. Lalu kontolku aku hunjamkan ke belahan pantatnya dan aku gesek-gesekkan ke paha-nya yang putih mulus dan berambut halus.Aku tidak bermaksud menyodomi lobang pantatnya, tapi aku mencari kenikmatan dari gesekan ledzat antara kontolku dan pahanya dan memang terasa nikmatnya tidak terkira.

Kedua puting susuku yang ketat melenting itu aku gosokkan nikmat ke punggungnya. Kontolku yang lumayan besar itu masuk keselangkangannya dan mungkin menghajar kedua biji pelernya yang lembut dan berfungsi memproduksi pejuh itu. Karena waktu kontolku kuhentakkan beberapa kali dia tampak kaget kesakitan dan beruara : Huk..!Huk..!Huk..!

Akhirnya aku mencapai puncak syahwat surgawi! Aku tak mau kehilangan momentum nikmatt itu dan tanpa menahan-nahan lagi aku muncratkan pejuhku ke daerah selangkangan Tommy dan belahan bokongnya CRROTT .. CRROTT .. CRROTT...pejuhku muncrat berceceran. Nikmatt sekali!

Sebagai penghargaan dan penghormatanku pada Tommy, aku balikkan tubuhnya sampai menelentang. Persis seperti aku membalikkan goreng-ikan kakap di meja makan. Sekarang aku bisa menikmati bagian depan tubuhnya yang telanjang bulatt itu. Kontolnya sudah tegang dengan kepala kontol (glans penis) tampak berkilat. Melihat otot dadanya yang ketat menonjol dengan kedua puting susu yang melenting, perut yang rata berotot seperti otot perut Primus Yustisio aku, tak tahan. Aku jilati dengan nikmat seluruh bagian depan tubuhnya dengan lidah dan ludahku. Terasa nikmat, gurih dan asin.Aku akhiri jilatan nikmatku dengan blow-job pada kontolnya yang aku usahakan senikmattt mungkin. Akhirnya, dia mencapai puncak syahwat surgawi dan lobang kontolnya memuncratkan pejuh mudanya yang putih, kental dan berbau khas laki-laki sejati itu!.

Seperti biasa aku membersihkan badan di kamar mandi, lalu aku bersihkan tubuh Tommy yang masih telanjang bulat dan terbaring di tempat tidur itu dengan handuk basah. Setelah itu pakaian Tommy aku kenakan dia aku baringkan setengah duduk.

Lalu aku lumat bibir gantengnya sepuas-puasku. Aku ciumi lehernya sampai aku ngaceng lagi. Tapi dorongan untuk mencabuli Tommy sekali lagi, aku tahan-tahan.

Setelah merasa puas main roman-romanan. Tommy melepaskan arloji Rolexnya dan memasangkan di pergelangan tanganku. "Aku mau Mas mengenang aku sampai aku mati" katanya.Aku melepas kalung emas di leherku dan memasangkan di lehernya."Tommy adalah bagian dari nyawaku" kataku. Dia tersenyum manis dan kami berciuman sekali lagi, lamaaaa dan nikmattt sekali.

Sore itu aku merasa bahagia sekali. Sampai aku lupa bahwa Rizal-ku sedang dibawa seorang aktor laga ganteng ke Jawa Timur dan "dipakai" macam lonte! Aku lupa bahwa aku cuma Stapam yang setiap saat bisa kehikangan pekerjaan. Aku lupa bahwa aku terlalu sering berbuat cabul sesama jenis tanpa kondom dan mungkin sekarang sudah kena AIDS.

Aku diantar Tommy ke kantor untuk piket malam. Kebetulan teman jagaku Si Alex, yang isterinya baru melahirkan. Alex orangnya putih, ganteng dan atletis. Umurnya baru 22 tahun. Dia punya ijazah D-3 tapi tak punya pilihan pekerjaan lain dan merasa bersyukur bisa kerja jadi Satpam.

Aku tidak tahu setan homo datang dari mana. Malam itu aku merasa Alex ganteng dan menawan sekali. Padahal aku sudah sering jaga berdua Alex tapi tak pernah punya perasaan seperti itu. Ketika obrolan kami sampai ke urusan keluarga.Alex mulai mengeluh bahwa setelah puasa sex 9 bulan (selama isterinya hamil), sekarang dia masih harus puasa sex 40 hari lagi, sampai kondisi isterinya pulih kembali setelah melahirkan. Antara sadar-tidak sadar aku menawarkan diri untuk membantu. Untuk pertama kali setelah bekerja bersama-sama sebagai sStpam di perusahaan kami. Malam itu aku melakukan blow-job untuk Alex-ku.

Alex adalah seorang lelaki sejati yang tidak suka melakukan onani.Tidak heran,karena dia sudah lama tidak mengeluarkan pejuh, ketika aku sedot kontol-nya dan saat dia sampai dipuncak syahwat(orgasme) pejuhnya muncrat banyak sekali. Putih, kental dan semerbak air-mani. Denyutan kontolnya seakan tak pernah berakhir memompakan pejuh segarnya keluar.

Kesediaanku melakukan blow-job untuk Alex juga terdorong oleh pengaruh aura!, aura Alex yang malam itu terasa sangat menawan bagiku. Entah, Alex punya ilmu gaib apa? Sampai aku menghinakan diri begitu!!!

security bank

Namanya Hariyanto, nama depannya kayak nama dari orang dari daerah barat. Tapi itu nama aslinya dan nempel di name tag seragam satpamnya yang ketat. Sebagai satpam bank, dia sedikit beda. Kalau satpam-satpam lain biasanya tinggi besar sedangkan dia sedikit pendek, aku rasa tingginya 175 cm. Kulitnya putih banget dengan tangan yang berbulu tidak terlalu lebat.

Wajahnya ganteng dan cute tapi terlihat banget muka bataknya yang keras dengan bibir yang tidak terlalu tebal berwarna kemerahan. Cambangnya dibiarkan tumbuh dengan rambut yang cepak, kesannya dia laki-laki banget. Kalau dari belakang dia sangat menyenangkan untuk dilihat. Badannya terlihat tegap dan pantatnya seksi banget, keras dan agak menonjol apalagi dia pakai celana satpam yang ketat sehingga cetakan celana dalamnya terlihat. Belum lagi kalau di lihat dari depan, tonjolan kontolnya terlihat besar.
Pernah suatu siang aku kesana, aku melihat dia sedang berdiri dekat pintu. Entah apa yang membuat dia begitu, tapi aku melihat batang kontolnya sedang ngaceng tercetak jelas di celananya dengan posisi miring dan aku semakin yakin dia nggak pakai celana dalam saat itu karena kepala kontolnya juga tercetak. Tapi nggak lama dia masuk dan kemudian keluar lagi dengan keadaan normal.

Aku melihat dia sekitar 2 minggu saat aku harus ke bank BCA untuk transfer. Kesan pertama melihat dia yang saat itu sedang berada di depan box ATM bener-bener ngebuat aku gak kuat. Aku terus putar otak, bagaimana caranya agar aku bisa mendekati dia. Sampai akhirnya aku nekat untuk menelponnya di Bank. “Kamu siapa?” tanyanya saat menerima telepon dariku. “joe.” jawabku singkat. “Ok, kamu ada perlu apa?” Ditanya seperti itu aku jadi bingung dan gugup. Aku terdiam nggak tahu apa yang harus aku ucapin. “Kalau kamu nggak jawab saya tutup teleponnya ya, soalnya saya lagi banyak kerjaan.”

Entah darimana timbul keberanian itu dan langsung saja terucap, “Boleh nggak aku ngisep kontol kamu?” tanyaku yang kemudian kaget sendiri dengan keberanian itu. Nggak ada jawaban apapun dari ujung sana. “Halo…” kataku kemudian. Aku pikir dia pasti menutup teleponnya, tapi kemudian … “Kamu jangan bercanda, saya lagi tugas.” “Nggak kok, saya serius. Kalo kamu mau, saya rela kamu ngelakuin apa aja sama aku di tempat tidur.” Kembali nggak ada suara apapun dari ujung sana untuk beberapa lama, dan aku dengan perasaan deg-degan menunggu. “Aku nggak pernah ngelakuin itu sama laki-laki, tapi kalo kamu mau kita bisa besok.” “Bener..??” teriakku kaget banget. “Iya.” “kenapa nggak malam ini?” “Malam ini aku mau keluar bareng temen dan mantan pacarku, besok giliran kamu, gimana?” Akhirnya kami sepakat untuk bertemu besok sore di kos dia dan aku meminta dia menunggu dengan pakaian satpamnya.

Sore yang aku tunggu akhirnya datang juga. Dengan perasaan yang campur aduk, aku datang ke alamat yang dia berikan. Setelah aku ketuk, pintu terbuka dan dia menyambutku dengan tersenyum lalu mempersilahkanku masuk. “Oh jadi kamu yang nelpon itu. Aku sering liat kamu di bank.” Aku mengangguk dan tersenyum malu. “Bagaimana, mau langsung?” tawarnya. Aku nggak perlu menjawabnya dan langsung mendekatinya, kemudian mengelus-elus tonjolan di celana bagian depannya. “Aku tahunya enak ya dan aku nggak mau ngapa-ngapain kontol kamu.” katanya. Aku menjawab hanya dengan anggukan dan tanganku terus mengusap-usap tonjolan kontolnya.

Kemudian aku buka bajunya, aku sangat suka sekali melihat badannya yang tegap apalagi saat dia mengangkat tangannya saat aku membuka kaus dalamnya, kedua tangannya itu terlihat kekar dan keras sekali dan ketiaknya penuh dengan bulu, aku nggak terlalu suka bulu ketiak yang lebat dan biasanya membuatku agak sebal, tapi wajah ganteng dan dada kekarnya membuat semua itu nggak penting. Dadanya terbentuk meski bukan sepeti binaragawan. Dadanya bidang dan bersih dari rambut dengan kedua pentil yang kecil tapi menonjol dan sekeliling pentilnya tumbuh rambut-rambut. Lalu aku melihat ke pusarnya dan disana banyak di tumbuhi rambut yang aku yakin tumbuh menyemak di pangkal kontolnya.

Aku langsung memegang kedua pentilnya dan pelan-pelan memilin-milinnya, lalu tiba-tiba aku mendengar dia mendengus agak keras. Nampak dia sangat suka kalau kedua pentilnya dimainkan dan itu membuatku semakin semangat. Dia kusuruh duduk dipinggir tempat tidur dan aku mulai menjalankan aksiku. Aku menghisap-hisap pentilnya seperti bayi yang sedang menyusu, dan pentilnya semakin menonjol serta kian keras. Dia mulai meracau pelan saat aku menyesapi pentilnya dan semakin keras gumamnya saat ujung pentilnya aku jilati juga dengan ujung lidahku sementara tanganku mengusap-usap dada kekarnya yang sudah terbentuk.

Pentilnya kugigit-gigit pelan sambil aku tarik-tarik kemudian aku hisap dengan kuat. Dia terus mendesah dan bergumam keenakan. Lalu tanganku mulai bergerak ke bawah dan mengusap bulu-bulu yang tumbuh disekitar perutnya dan pelan-pelan membuka ikat pinggangnya sambil mulutku terus mengeyot pentilnya. Nampaknya sensasi kenyotanku di pentil dan gerakan tanganku yang membuka celana panjangnya pelan-pelan sampai dia hanya memakai celana dalam saja membuat dia semakin bergairah. Beberapa kali dia dengan sengaja menumbur-numburkan kontolnya yang masih di dalam kolor ke badanku.

Aku berdiri dan melepas semua pakaianku sampai telanjang bulat. Kontolku sudah ngaceng berat dan dia tersenyum melihat keadaanku itu. “Gede juga kontolnya.” katanya kemudian. “Tapi kontol kamu pasti lebih besar kan?” tanyaku. “Liat aja sendiri.” Aku perhatikan dia yang sekarang tidur terlentang dengan celana dalam putihnya sebentar. Badannya benar-benar luar biasa, sepertinya dia diberi waktu lebih banyak saat dibuat dulu sehingga dia lebih mempesona dari laki-laki kebanyakan.

Kakinya berbulu lebat dan pahanya meski tidak terlalu besar tapi kekar sekali dengan aksen bulu-bulu yang membuat bagian bawah perutnya ini menjadi seksi sekali. Aku berjongkok di lantai, lalu membuka kedua kakinya pelan-pelan hingga terbuka lebar. Seksi sekali melihat pemandangan itu dari sudutku berada. Aku merapatkan kedua kakinya sementara wajahku berada ditengah-tengah kedua pahanya dan menjilat-jilat mulai dari dengkul kirinya dan bergerak pelan ke selangkangannya. Lalu lidahku memutar-mutar di paha bagian dalamnya dan tangan kiriku mengusap-usap paha atasnya yang berbulu itu.

Sampailah ujung lidahku tepat di celana dalamnya bagian bawah. Aroma laki-laki segera tercium olehku. Aku cium-cium pelernya yang masih terbungkus dengan bibirku, entah apa bahasa tepatnya tapi aku biasa mengatakan “menguwel-uwel” bibirku nggak keruan di pelernya. Aku tarik keatas pinggiran celana dalamnya dan menarik satu biji pelernya keluar. Biji pelernya besar dan berbulu lebat, pasti banyak pejuh yang tersimpan disana. Aku membayangkan semprotan pejuhnya pasti banyak kalau pelernya seperti ini, pasti enak dan banyak sekali kalau aku telan pejuhnya.

Dia masih tidur terlentang saat aku mulai mengemoti biji pelernya yang aku keluarkan satu itu. Aku kemot pelan sekali dan bagian bawahnya aku jilati. Kadang aku kesulitan juga karena bulu yang tumbuh di biji pelernya suka rontok dan mengganggu lidahku. Setelah puas aku masukkan lagi biji pelernya itu dan aku melihat dia sedang menggigit ujung bantal, aku yakin dia pasti ngerasa enak sekali.

Dia menatapku saat kedua tanganku memegang pinggiran karet celana dalamnya dan pelan-pelan mulai kuturunkan. Ternyata tidak seperti dugaanku, bulu jembutnya tidak terlalu banyak sepertinya dia mencukurnya beberapa hari yang lalu. Tapi kontolnya membuatku sangat surprise. Dia ternyata masih punya kulup dan kepala kontolnya yang berwarna merah keunguan sudah menyembul keluar dari kulit kulupnya dan sudah basah!

Aku paling suka kulup dan aku menjadi begitu bergairah. “Gila masih ada kulupnya,” kataku. “Kenapa, nggak suka kulup ya?” tanyanya “Aku suka banget kulup.” Dan tanpa membuang-buang waktu segera aku menjamah kontolnya yang sudah super ngaceng itu. Kontolnya tidak terlalu besar diameternya tapi panjang banget dan kepala kontolnya lebih gede dari batangnya sehingga menambah seksi dirinya.

Kulit kulupnya kemudian aku tarik-tarik sampai menutup kepala kontolnya dan rupanya kulupnya panjang sehingga masih tersisa. Aku gigit-gigit pelan lalu kuturunkan lagi kulupnya sampai kepala kontolnya terlihat jelas dan dia rupanya sangat suka juga dibegitukan. Dia menggigit lagi ujung bantalnya. Lalu giliran batang kontolnya menjadi sasaranku berikut. Aku pegang batang kontolnya dan aku tempelkan diperutnya, lalu lidahku menjalari di seluruh batang kontol bagian bawah sampai aku berhenti di lubang kencingnya dan lidahku kuputar-putar disekitar pinggiran kepala kontol bagian bawahnya itu.

Dia menyentak-nyentaknya kedua kakinya saat aku melakukan jilatan di pinggir kepala kontolnya itu dan sentakannya semakin keras saat ujung lidahku bermain-main menggeliti lobang kencingnya yang terus menerus ngeluarin cairan bening. Wajahnya terlihat merah dan terlihat berkerut seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Dia bangun dan gerakan tangannya menyuruhku berhenti. Badannya yang putih kini terlihat memerah dibagian atas dan dia tersengal-sengal mengatur nafas sambil sesekali menggelengkan kepalanya.

“Kenapa, kamu nggak suka ya?” Dia menatapku, “Aku hampir keluar tadi. Kamu lihai banget, semua yang aku suka tadi kamu lakuin” ujarnya. Aku tersenyum senang. “Aku entot kamu sekarang aja ya.” “Tapi kontol kamu kan belum aku isap.” “Nggak usahlah, aku nggak kuat. Nanti aku keburu muncrat, aku mau ngerasain ngentot laki-laki.” Aku setuju dan tadinya dia mau cari-cari sesuatu buat ngebasahin batang kontolnya. “Nggak usah, aku jilat aja. Aku suka dientot kering aja, soalnya gesekan batang kontolnya berasa banget.” “Nanti sakit lagi” kata dia. “Nggak kok, malahan enak banget.” ujarku menyakinkannya. Dia mengangkat kedua bahunya tanda terserah aku. “Mau posisi bagaimana?” tanyaku. “enaknya gimana?” dia balik bertanya. “Kamu pernah ngentot pacar kamu posisi kamu di bawah nggak?” Dia menggeleng. “Ya udah kita coba gaya itu aja.”

Dia merebahkan kepalanya di kasur dan aku mengangkangi kontolnya. Aku turun pelan-pelan dan saat ujung kepala kontolnya yang aku pegangin itu menyentuh lobang anusku aku berhenti sebentar untuk menarik nafas, ini sesuatu yang paling aku tunggu. Dia menatap ke arah kontolnya dan aku pelan-pelan memasukkan kepala kontolnya sedikit demi sedikit. Aku meringis dan menggigit bibir bawahku saat kepala kontolnya yang besar itu mulai masuk setengahnya. Lobangku mulai terbuka sangat lebar, karena kepala kontolnya salah satu yang paling besar yang pernah masuk ke lobang anusku.

Aku meringis dan mengeluarkan suara tanda aku sedikit kesakitan karena memang kontolnya masuk dalam keadaan kering tanpa pelumas. dan PLOPP…!!! masuklah semua kepala kontolnya dan aku mendesah lega. Saat aku membuka mata dia sedang menatapku dengan muka yang mengernyit seperti merasakan sesuatu yang aneh. “Sakit ya?” tanyanya. “Nggakk.. hhh … enakkkk.” Aku mulai menaik turunkan pantatku dan dia terlihat mulai menikmatinya, terbukti dia mulai semakin banyak menggeram. Bahkan setelah beberapa lama ketika aku menaikkan pantatku dia menghujamkan batang kontolnya ke atas pertanda dia ingin terus mengocok lobang pantatku.

Aku istirahat sejenak di atas perutnya dan menggeol-geolkan pantatku untuk memutar-mutar batang kontolnya dan dia menggeram keras lalu dengan sekuat tenaga menghujam-hujamkan kontolnya sampai aku hampir jatuh. Melihat dia semakin ganas, aku memutuskan berganti gaya yang biasa. Posisi aku dibawah dengan memberikan bantal tipis dipantat biar lobang pantatku agak naik dan memberikannya kesempatan mengentot lobangku sekuat yang dia bisa.

Kedua kakiku kutekuk dan dia membimbing batang kontolnya masuk kembali ke lobang pantatku lalu menekannya kuat. Aku mengeluarkan suara seperti hendak buang hajat saat dia memasukkan batang kontolnya, rasanya sakit sekali karena dia memasukkannya dengan paksa dan sekuat tenaga. Dia sepertinya kesetanan dan menjadi buas sekali. Tanpa memberiku kesempatan untuk mengatur nafas, dia mulai memompa lobang pantatku sekuat tenaga. Mukanya mengernyit menahan enak dengan suara geraman dia pompa lobang pantatku dengan batang kontolnya dalam tempo yang sangat cepat.

Posisi seperti ini membuatku sangat nyaman, batang kontolnya yang panjang membuat ujung kontolnya dengan mudah menyentuh sesuatu di dalam lobang pantatku yang membuatku merasa begitu keenakan. Wajahnya memerah serta keringat menetes banyak sekali dan dia menggeram keras sambil terus mengentotin pantatku tanpa henti. Sensasinya luar biasa dan dia sudah begitu kesetanan dengan liarnya ngentotku sampai tempat tidurnya berderit-derit.

Nggak banyak gaya yang bisa aku buat karena dia sudah begitu liar, tapi itu nggak penting karena aku sudah merasa enak. Semakin lama erangannya semakin keras dan mulutnya terbuka lebar serta tusukan kontolnya semakin kuat, pantatku dipukul-pukul oleh pelernya. Aku sudah nggak tahan lagi, apalagi saat melihat ekspresi muka gantengnya yang keras itu saat mengentotku liar dan menahan enak membuatku … CROTT … CROTTTTT… CROOTTTT… Pejuhku tumpah ruah keseluruh badanku dan ke kasur, banyak sekali. Ini pasti pejuh terbanyak yang pernah aku semprotkan.

“Keluarin dimukaku aja.” kataku saat melihat dia semakin terengah-engah. Dia menarik batang kontolnya dan mengarahkan dimukaku. “ARGHHHHHH … SETANNNNNN” geramnya sambil memukul-mukulkan batang kontolnya di wajahku, sakit tapi enak sekali. Lalu … kembali CROTTTTTTTT …CROTTT…CROTTT….CROTTTTTTTT Semburan panas keluar dari lobang kencingnya membasahi seluruh wajahku. Dia teriak keenakan meski suaranya ditahan biar tidak didengar orang. Seperti juga aku, pejuhnya bahkan beberapa kali lebih banyak menyemprot dari pada pejuhku.

Dia selesai menyemprotkan pejuhnya dan mengatur nafas. Aku memegang batang kontolnya dan menjilati sisa pejuh yang masih mengalir dari lobangnya. Kadang aku poleskan ke seluruh pipi dan bibirku jika masih ada sisa pejuhnya yang meleleh. Dia kemudian bangun dan duduk selonjor di kursi plastik, dan kedua kakinya terbentanglebar di atas kasur membuat pemandangan yang indah buatku.

“Gimana?” tanyaku. “Setan, enak banget.” Dia terdiam begitu juga denganku. “Besok kita ngentot lagi yah, malam ini aku mau nonton sama mantan pacarku.” katanya. Aku tersenyum dan mengangguk senang.

Besok pasti luar biasa…